Pengalaman pertama yang sangat menantang yang mempertaruhkan nyawa, yaitu latihan naik sepeda motor, bayangkan saja sudah berapa nyawa melayang karena hanya kesalahan sedikit tentang sepeda motor, walaupun salah dalam penempatan gigi roda nyawa bisa melayang, tak memperdulikan umur dari anak-anak, orang tua, nenek, dan kakek semuanyapun nyawa bisa melayang karenanya. Tetapi saya tak memperdulikan itu semua, karena bapak sudah mendampingiku maka saya walau merasa agak begitu takut akan apa-apa yang akan terjadi,terhapus semuanya yang terpenting harus yakin bahwa pasti saya bisa untuk mengendarai sepeda motor.
Walaupun begitu bapak saya begitu kagum saat saya mengendarai sepeda motor dengan begitu lancar, latihan keliling-keliling desa mojokampung RT. 13, pagi hari walaupuna tidak setiap hari, bapakku selalu membimbingku untuk latihan naik sepeda motor. Pada suatu hari bapakku ingin membelajariku dengan sepeda motor yang baru, eh saya tidak pamer lho… nanti dikirain sombong, pada saat itu saya agak begitu grogi, karena saya takut kalo nanti terjadi apa-apa dengan sepeda motor baru itu, lagian itu masih belum lunas (kredit). Nah karena bapak saya memaksa untuk memakai sepeda motor baru maka saya naik sepeda motor itu, walaupun ada seseorang (tetangga) bialng,” le nganggo sepeda motor seng lawas ae, gak wedi to mengko nak kenek opo-opo, hee”. Saya pun berjalan keliling-keliling desa RT. 13 , sebanyak tiga kali, “ le neh to wis pisan kas” kata bapak ku, tapi saya tak mau karena ada temanku, saya malu karena jarang ketemu, jadi malu-malu kucing gitu…
Saat-saat menegangkan yaitu bapak saya mangajak saya untuk ke rumah keluarga-keluarga di desa, Karena naik sepeda motor bapak saya, dan ibu saya ikut, nah saya juga ikut, maka kalau pakai sepeda motor satu saja sudah tidakcukup, karena saya sudah besar, kalau dulu tiga orang cukup sekarang saya sudah besar, jadi sama saya tiga orang tidak cukup, nah maka bapak saya menyuruh saya untuk memakai sepeda motor sendiri ke desa didampingi oleh bapak dan ibu dari depan. Desa-desa terlampaui dengan senang dan mudah, tanpa sadar setelah kunjungan ke keluarga ke tiga, saya kecelakaan, ya mungkin karena kecerobohanku tak lihat spion dan reteng mendadak, kan itu juga karena kesalahan bapak saya, sebab belok mendadak, tabrakan tak dapat dihindarkan, BRAAAK suara tabrakan, saya terjatuh diatas sepeda orang, orang-orang pun kedepan ruma untuk melihat tabrakan itu, tapitak ada seorang pun yang membantu saya walaupun hanya air, tak ada. Saya berhenti sejenak untuk istirahat, betapa bingungnya seorang ibu melihat anaknya kecelakaan, detak jantungku pun rasanya seperti gendang. Baru ini saya kecelakaan, tapi lukanya tak begitu parah, karena motor berjalan agak terlalu pelan.
Bagaimanapun perjalanan akan diteruskan menujuke tempat berikutnya, satu-persatu desa saya lampaui dengan lancar, setelah kecelakaan itu saya menambah waspada saya agar tidak terulang kejadian yang sama lagi. Dan pulang dengan lancar, baik, dan selamat sampai rumah.
10.07.2008
belajar naik sepeda motor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar